zwani.com myspace graphic comments

Meteri KuliahKu "Pengantar Sosiologi Politik"

03.31 Edit This 0 Comments »

August Compte (1798-1857) adalah salah seorang pendiri disiplin ilmu sosiologi. Secara sederhana "sosiologi" berarti studi mengenai masyarakat, tetapi dalam praktiknya "sosiologi" berarti studi mengenai masyarakat di pandang dari satu segi tertentu. Compte dan Herbert Spencer (1820-1903), menekankan masyarakat sebagai unit dasar dari analisa sosiologis, sedang bermacam-macam perlembagaan dan interrelasi antara lembaga-lembaga itu merupakan sub unit dari analisa.

Dalam memberikan penekanan pada konteks kemasyarakatan, para sosiolog modern mendefinisikan sosiologi sebagai suatu ilmu pengetahuan yang membahas kelompok-kelompok sosial, dan studi mengenai interaksi-interaksi manusia dan interrelasinya. Pusat perhatian sosiologi ialah tingkah laku manusia, namun tidak terkonsentrasikan pada tingkah laku individual dan tingkah laku kolektifnya, karena hal itu dianggap sebagai bidang psikiatri dan psikologi. Dengan demikian sosiologi merupakan studi mengenai tingkah laku manusia dalam konteks sosial.

Politik hanya memperhatikan beberapa aspek saja dari masyarakat. W.G.Runciman menyatakan "disiplin ilmu yang terpisah-pisah seperti ekonomi, demografi kriminologi, ataupun politik, harus dianggap sebagai ilmu yang memiliki sifat koordinatif dan merupakan cabang khusus dari sosiologi".

Esensi dari politik adalah perhatian sentral dari politik yaitu penyelesaian dari konflik-konflik manusia, atau proses dimana masyarakat membuat keputusan-keputusan ataupun mengembangkan kebijakan-kebijakan tertentu, atau secara otoritatif mengalokasikan sumber-sumberdan nilai-nilai tertentu atau berupa pelaksanaan kekuasaan dan pengaruh dalam masyarakat.

Kekuasaan adalah sebagai titik sentral dari studi politik, maka pentinglah untuk menekankan masalah kekuasaan tersebut didalam konteks masyarakat yang sama. Ilmu pengetahuan politik mencakup studi mengenai permasalahan manusia, mengenai perlengkapan yang dikembangkan manusia untuk memecahkan permasalahan tersebut, mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan manusia, dan lebih-lebih mengenai ide yang mempengaruhi manusia untuk mengatasi semua permasalahan itu.

"Ilmu pengetahuan politik merupakan pokok persoalan, bukan merupakan disiplin yang otonom... Dan subyek tersebut ditegaskan oleh suatu masalah". Bernard Crick menyatakan, masalah tersebut adalah pemeritahan dalam pengertian "aktivitas memelihara ketentraman". Jadi, ilmu pengetahuan politik tidak sama dengan studi mengenai pemerintahan, tetapi merupakan ilmu pengetahuan .

Perkembangan dari masing-masing ilmu pengetahuan sosial itu, yaitu: masing-masing mempunyai perkembangan dan sumber aslinya, seringkali sifatnya serba kebetulan, sehingga setiap pelaku dari masing-masing "subyek" itu mengangkatnya sebagai disiplin ilmu tersendiri, dan cenderung mengabaikan "subyek-subyek" ilmu yang bertalian dengannya.


ASAL MULA DAN PERKEMBANGAN SOSIOLOGI POLITIK

Sebagai individu-individu yang telah memberikan sumbangan-sumbangan yang sangat penting dan azasi, dalam bidang sosiologi politik ini ada dua tokoh yang sangat menonjol yaitu: Karl Marx (1818-1883) dan Max Weber (1864-1920).

Sumbangan Marx sangat besar dan bervariasi yang dapat digolongkan dalam tiga bidang: teori umum,dan teori khusus, dan metodologi. Berbeda dengan Hegel, Marx mendasarkan teorinya pada konflik materil dari kekuatan-kekuatan ekonomi yang saling bertentangan, yang pada akhirnya menghancurkan sistem kapitalisme dan penciptaan satu masyarakat tanpa kelas. Dia kemudian mengembangkan teori nilai kerja dari David Hume menjadi teori nilai lebih dan eksploitasi terhadap kerja, semua ini menjadi basis bagi teori sosiologinya yang paling utama, yaitu perjuangan kelas. Dia juga mengembangkan teori (alienasi) pengasingan yang berargumentasi, bahwa kelas pekerja atau kelas proletariat itu menjadi kian terasingkan dari masyarakatnya, pekerjaan mereka dijadikan alat untuk menghindari kelaparan, dan bukan menjadi sarana untuk pernyataan diri.

Melihat peranan Marxisme sebagai satu ideologi di banyak wilayah bagian dunia, memberikan gambaran bahwa Marx terlalu melebih-lebihkan subordinasi ekonomi dari ide-ide. Walaupun mendapatkan banyak kritik, tetapi hal itu tidak mengurangi sumbangan Marx pada sosiologi politik. Kedua teori umumnya yaitu, determinasi ekonomi dan dialektika materialisme, dan teori-teori khususnya mengenai perjuangan kelas, kesadaran kelas, dan alienasi, semuanya merangsang pemunculan karya-karya lain, beberapa diantaranya cenderung mendukung ide-ide Marx, sedang yang lain mencelanya.

Selain itu, Marx juga memberikan sumbangan yang vital di bidang metodologi. Usaha pengembangannya mengenai "sosialisme ilmiah" memberikan standar keilmuan dan metode-metode yang menjadi suri tauladan bagi ilmuwan-ilmuwan berikutnya. Marx selalu berusaha memberikan dasar yang kokoh pada teori-teorinya dengan jalan menyajikan sejumlah besar pembuktian dan mengujinya dengan cara yang sistematis dan tepat teliti.

Kiranya, tidak dapat dipungkiri bahwa bapak pendiri kedua dari sosiologi politik adalah Max Weber, salah seorang pengkritik teori-teori Marx. Dalam meneliti stratifikasi sosial ditengah bermacam-macam masyarakat, dia membuktikan bahwa strata sosial itu tidak hanya bisa dilandaskan pada "kelas" individualnya atau pada posisi ekonominya dalam satu masyarakat saja, atau pada posisi ekonomi didalam masyarakat seperti yang ditegaskan oleh Marx, tetapi juga pada status atau posisi sosialnya ditengah masyarakat, atau pada posisi individual didalam struktur kekuasaan di tengah masyarakat.

Bagi Weber, "Politik" adalah sarana perjuangan untuk bersama-sama melaksanakan politik, atau perjuangan untuk mempengaruhi pendistribusian kekuasaan, baik diantara negara-negara manapun diantara kelompok-kelompok didalam suatu negara. Sedang negara didefinisikan sebagai komunitas/masyarakat yang dengan sukses menuntut monopoli penggunaan kekuatan-kekuatan fisik yang syah didalam satu tetorial tertentu.


Menurut keyakinan Weber, ada tiga tipe legitimasi yang utama:

1. Kewibawaan "hari kemarin yang kekal", yaitu adat-istiadat yang disucikan melalui pengakuan kuno yang tidak bisa digambarkan dan orientasi kebiasaan untuk melakukan penyesuaian diri. Inilah yang disebut sebagai dominasi "tradisional".....

2. Kewibawaan dengan keanggunan pribadi yang luar biasa, dan ketaatan yang mutlak serta kepercayaan terhadap wahyu, kepahlawanan atau kualitas lainnya dari kepemimpina individual. Inilah yang disebut sebagai dominasi "kharismatik".....

3. Dominasi kebajikan "legalitas" oleh kebajikan kepercayaan akan validitas undang-undang dan "kompetensi" fungsional yang dilandasi pada peraturan-peraturan yang dibuat secara rasional.

Warisan peninggalan metodologis lainnya dari Weber adalah konsep mengenai pemahaman simpatetis atau Verstehen yang diaplikasikan pada sosiologi. Weber merasa bahwa, tingakah laku manusia itu akan bisa lebih mudah dipahami apabial orang ikut memperhitungkan motif-motif dan maksud mereka yang langsung terlibat dalam pelaksanaan tingkah laku tadi.

Dua tokoh penyumbang yang pertama kali menyinggung partai-partai politik ialah Ostrogorski (1854-1919) dan Roberto Michels (1876-1936). Kedua pengarang tersebut meneliti perkembangan organisatoris dari partai-partai politik, yang kemudian mereka berdua sampai pada kesimpulan yang sama, bahwa organisasi-organisasi sedemikian itu tidak bisa terhindar dari dominasi oleh kelompok-kelompokmkecil yang terdiri dari aktivis-aktivis, dan bahwa kontrol umum (oleh rakyat) ternyata bersifat pura-pura atau merupakan dalih belaka dan merupakan kemustahilan.


PENDEKATAN METODE

Pendekatan ialah orientasi khusus atau titik pandangan tertentu.Pendekatan institusional dikatakan sebagai pendekatan yang tidak memadai dan tidak realistis, sebab studi ini mengabaikan realitas tingkah laku politik, karena khusus mengkonsentrasikan diri pada faktor-faktor konstitusional dan legalistik. Dengan demikian orang yang terlalu keras menekankan kasusnya bahwa tingkah laku politik itu selalu berlangsung didalam satu kerangka institusional, dan baik tingkah lakunya maupun lembaga-lembaganya tidak dapat dijelaskan secara memadai atau tepat tanpa pemahaman terhadap kedua-duanya.

Kontras dengan pendekatan institusional, pendekatan behavioral (berkaitan dengan tingkah laku) berusaha keras untuk menyingkirkan hal-hal yang dianggap keliru yang terdapat pada pendekatan-pendekatan lainnya. Pendekatan ini menekankan individu sebagai unit dasar dari analisa, dan dirasakan perlunya memisahkan fakta dengan nilai-nilai, serta perlunya membuat generalisasi yang sudah diverifikasikan. Disamping itu, behavioralisme juga dikecam orang karena mengabaikan segi-segi yang menguntungkan dari pendekatan-pendekatan jenis lain.

Untuk bisa mengumpulkan material kuantitatif, para sosiolog politik menyandarkan diri pada usaha yang bersungguh-sungguh untuk mendapatkan wawasan melalui penggunaan survei-survei wawancara yang intensif (termasuk penggunaan studi-studi panel dan mencakup pula wawancara secara periodik terhadap responden-responden yang sama), juga penggunaan studi-studi kasus (case studies), dan melalui partisipasi langsung ataupun tidak langsung didalam proses politik.

Pendekatan fungsional struktural iti bisa memberikan kejelasan kepada bidang-bidang yang semula diabaikan atu dilupakan, dan khususnya menyajikan penjelasan-penjelasan penting mengenai gejala-gejalanya yang tengah melaksanakan fungsi khusus atau mampu memenuhi kebutuhan khusus.


SKEMA KONSEPSUAL

Skema konsepsi dilandaskan pada empat konsep, yaitu:

1. Sosialisasi politik adalah proses , sejauh mana pengaruh individu bisa mengenali sistem politik, yang kemudian menentukan sifat persepsi-persepsinya mengenai politik serta reaksi-reaksinya terhadap gejala-gejala politik.

2. Partisipasi politik adalah keterlibatan individu sampai pada bermacam-macam tingkatan didalam sistem politik.

3. Perekrutan politik adalah proses dengan mana individu menjamin atau mendaftarkan diri untuk menduduki suatu jabatan. Perekrutan ini merupakan proses dua-arah, dan sifatnya bisa formal atupun tidak. Merupakan proses dua-arah karena individu-individunya mungkin mampu mendapatkan kesempatan, atau mungkin didekati oleh orang lain dan kemudian bisa menjabat posisi-posisi tertentu.

4. Komunikasi politik adalah proses dimana informasi politik yang relevan diteruskan dari satu bagian sistem politik kepada bagian lainnya, dan diantara sistem-sistem sosial dengan sistem-sistem politik. Komunikasi politik memainkan peranan yang penting sekali didalam sistem politik: komunikasi politik ini menentukan elemen dinamis, dan menjadi bagian menentukan dari sosialisasi politik, partisipasi politik, dan perekrutan politik.

Semua konsep diatas sifatnya interdependent, bergantung satu sama lainnya dan saling berpautan.

Selengkapnya..

Materi KuliahKu "STRATIFIKASI SOSIAL"

07.06 Edit This 0 Comments »

Stratifikasi (berlapis-lapis) Sosial : Pembedaan anggota masyarakat berdasarkan status yg dimilikinya


Sistem Stratifikasi

1. Perbudakan

2. Pemilikan tanah

3. Kasta

4. Pekerjaan


Sistem Stratifikasi

1. Stratifikasi Tertutup

anggota masy tetap pada status yg sama

ex: sistem kasta, kelompok endogami, minoritas & mayoritas

2. Stratifikasi Terbuka

status berbeda dari orang tuanya

Indikator : mudah-tidaknya, sering-tidaknya


Bentuk Stratifikasi Sosial

1. Stratif Usia

usia muda mempunyai hak & kewajiban berbeda dg yg lebih tua

contoh:

- Hukum adat kekuasaan

Elizabeth ==> Raja George

- Senioritas

2. Stratif Jenis kelamin

hak & kewajiban laki-laki berbeda dg wanita

3. Stratif Hub Kekerabatan

hak & kewajiban berbeda antara ayah, ibu, anak, paman, bibi, kakek, nenek

4. Stratif Keagamaan

5. Stratif Etnik

orang Palestin & Arab tidak mempunyai hak yg sama dg orang Yahudi

6. Stratif Ras

pembedaan hak & kewajiban antara kulit hitam & kulit putih


Stratifikasi karena status yang diraih

1. Stratifikasi Pendidikan

Hak & Kewajiban warga masyarakat sering dibeda-bedakan atas dasar pendidikan formal

2. Stratifikasi Pekerjaan

ex: asisten dosen, lektor & guru besar

3. Stratifikasi Ekonomi

pembedaan berdasarkan penguasaan & pemilikan materi


Simbol status :
- gaya hidup
- pakaian
- relasi
- tempat tinggal


Mobilitas Sosial : perpindahan status dalam stra sos

1. Mobilitas Horisontal (dalam 1 kelas)

2. Mobilitas Vertikal (perkelas)

- mobilitas intragenerasi

- mobilitas antargenerasi


Max Weber:
1. Kelas

- penguasaan atas barang & memperoleh penghasilan
- berdasarkan kekayaan yg dimiliki & faktor kepentingan ekonomi
2. Status

- ditentukan ukuran kehormatan
- santri, priyayi, abangan
persamaan gaya hidup
3. Kekuasaan ==> tindakan bersama utk tujuan terencana ==> kekerasan, intimidasi


Karl Marx

“pemilikan alat produksi”
kelas borjuis (kaya) vs kelas proletar ==> dieksploitasi, mempunyai kesadaran kelas ==> Classles society


Teori Fungsionalis
manusia mempunyai kemampuan & bakat ==> untuk menstabilkan masyarakat
==> menentukan hak-hak istimewa & tanggung jawab individu


Teori Konflik
harus ada equality (persamaan)
sifat eksploitatif
ex : pasien harus diperlakukan sama

Kerugian & manfaat
- penurunan status
- menciptakan harapan

Exploitasi teory ==> exploitasi kelas rendah dasar dari sistem ekonomi kapitalis


Teori Interaksi
stra sos : penting
mengenal masing-masing ras
- Amalgamasi : perkawinan campur Arab & Jawa

- Asimilasi
- Pluralisme : majemuk
- segregasi ==> tempat tinggal, tempat kerja, pergaulan


Mengukur Kelas Sosial

Metode Subyektif

Menilai status sendiri dengan menempatkan diri pada skala kelas (A, M, B)

Metode Obyektif

pendidikan,pekerjaan, income, tempat tinggal

Metode Reputational

menilai status orang lain dengan jalan menempatkan orang lain pada skala tertentu

(Treimen)


Upaya masyarakat untuk mengurangi ketidaksamaan:
1. Program IDT
2. Beasiswa
3. Program perumahan murah
4. Orang tua asuh
Di Uni Sovyet & RRC
anak-anak dipisahkan dari ortu & dididik bersama dalam komunitas
Di Israel : sistem Kibbutz

Selengkapnya..